Saturday, February 4, 2012

Empat Bank Syariah di Malang Diwarning BI

Muhammad Aminuddin - detikSurabaya

Malang - Bank Indonesia wilayah kerja Malang me-warning 4 bank syariah yang melayani produk perbankan gadai emas. Pasalnya, perbankan itu cenderung menggaet banyak nasabah tanpa menyadari kondisi permodalan.

Deputi pemimpin bidang pengawasan perbankan KBI Malang Laksono Dwionngo, mengatakan, peringatan itu dilayangkan agar keempat bank syariah itu tetap mengedepankan kehati-hatian dalam menjalankan kinerjanya.

"Kami peringatkan agar mereka (bank syariah,red) tetap menggunakan prinsip prudencial (hati-hati) untuk keberlangsungan bank serta nasabahnya," ujar Laksono kepada wartawan, Sabtu (4/2/2012).

Laksono mengungkapkan, permasalahan yang terjadi adalah keempat bank syariah itu cenderung mengikuti kebutuhan pasar, yang mengakibatkan kondisi kerja bank tidak sehat.

"Dampaknya kepada nasabah, karena kondisi bank bersangkutan jadi bermasalah," ungkap lelaki berkaca mata ini.

Ia menuturkan, pelayanan gadai emas sendiri menjadi tidak sehat dikarenakan harus berpatokan pada harga emas yang cenderung tak menentu atau fluktuatif, sehingga sulit untuk diprediksi kisaran harga emas itu sendiri.

"Harga emas cenderung selalu bergerak mengikuti harga minyak dunia," tutur Laksono.

Karena itu, lanjut dia, bank bersangkutan harus cermat melihat tingkat risiko yang bakal dihadapi. Salah satunya menyediakan dana cadangan lebih yang berguna menutupi dana yang dikeluarkan.

"Bank harus punya dana cadangan berlebih, jika menjaring nasabah untuk gadai emas," ucap Laksono.

Ia mengaku, sebuah langkah tegas telah diberikan kepada empat bank syariah itu, sesuai dengan aturan yang diberlakukan. Meski begitu, keempat bank itu telah menunjukkan gejala untuk memperbaiki sistem perbankan yang tidak sehat itu.

"Sanksi sudah berupa teguran, langkah lanjutan belum, karena keempatnya sudah melakukan perbaikan," tambahnya.

Laksono menambahkan, gadai emas kini tengah menjadi trend positif bagi perbankan, khususnya bank syariah, hingga banyak menjaring nasabah.

Potret itu memaksa Bank Indonesia sebagai pengawas memperketat value guna menghindari risiko pasar.

"Value akan kita batasi, setidaknya 80 persen, sisanya menutupi resiko yang bakal dihadapi," imbuh Laksono.

Meski begitu, kata Laksono, kebijakan tersebut menunggu keputusan pemerintah menerapkan opsi perubahan harga BBM.

"Kebijakan itu masih menunggu hasil perubahan harga BBM oleh pemerintah," tegas Laksono. Ditanya identitas empat bank syariah itu, Laksono enggan membeberkan demi jaminan keamanan nasabah.


(fat/fat) 

No comments:

Post a Comment